Jakarta, uccphilosoph.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lambatnya pemanfaatan potensi geotermal di Indonesia. Dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, tetapi pemanfaatannya masih jauh dari optimal.
Potensi Geotermal yang Besar
Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, yang menjadikannya salah satu negara dengan sumber daya geotermal terluas. Diperkirakan, potensi geotermal Indonesia mencapai sekitar 29.000 megawatt (MW), namun hingga saat ini, baru sekitar 2.100 MW yang dimanfaatkan. Angka ini mencerminkan betapa besar potensi yang belum tergali, terutama di tengah kebutuhan energi yang semakin meningkat.
Penyebab Lambatnya Pemanfaatan
Dalam beberapa kesempatan, Jokowi menyatakan bahwa lambatnya pemanfaatan potensi geotermal disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah regulasi, investasi, dan infrastruktur. Proses perizinan yang panjang dan rumit seringkali menghambat pengembangan proyek geotermal. Selain itu, kurangnya dukungan finansial untuk investasi dalam teknologi dan infrastruktur juga menjadi tantangan yang signifikan.
Energi Terbarukan dan Ketahanan Energi
Kekhawatiran Jokowi ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Geotermal merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan, sehingga dapat membantu mencapai target pengurangan emisi karbon. Dengan memanfaatkan potensi geotermal secara optimal, Indonesia bisa meningkatkan ketahanan energinya sekaligus berkontribusi pada perlindungan lingkungan.
Upaya ke Depan
Jokowi mendorong seluruh pemangku kepentingan, termasuk kementerian terkait, lembaga penelitian, dan sektor swasta, untuk bersama-sama mempercepat pengembangan potensi geotermal. Ia menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam menghadapi tantangan yang ada.
Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia tidak hanya dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi geotermalnya, tetapi juga memperkuat posisi sebagai pemimpin dalam pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara.
Kesimpulan
Kekhawatiran Jokowi terkait lambatnya pemanfaatan geotermal di Indonesia menjadi panggilan bagi semua pihak untuk bergerak lebih cepat. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, saatnya bagi Indonesia untuk mengambil langkah konkret dalam mengembangkan sumber daya geotermal, demi masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.