Serangan Houthi ke Bandara Ben Gurion Israel Ganggu Penerbangan, Termasuk Pesawat AS

JAKARTA, uccphilosoph.com – Kelompok Houthi dari Yaman kembali melancarkan serangan rudal balistik ke Bandara Ben Gurion di Tel Aviv, Israel, pada 30 Mei 2025, sebagai aksi balasan atas serangan Israel terhadap Bandara Internasional Sanaa di Yaman. Serangan ini menyebabkan gangguan signifikan pada operasi penerbangan di bandara utama Israel tersebut, termasuk mencegah pendaratan pesawat, yang diduga termasuk pesawat dari Amerika Serikat.

Latar Belakang Serangan

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah barat laut Yaman, termasuk Sanaa, telah melancarkan serangan rudal dan drone ke Israel sejak Oktober 2023 sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina di tengah konflik Gaza. Serangan pada 30 Mei ini merupakan respons langsung terhadap serangan udara Israel ke Bandara Sanaa, yang menghancurkan pesawat terakhir milik Yemenia Airways di bandara tersebut. Menurut laporan, serangan Israel itu menargetkan infrastruktur yang diduga digunakan Houthi untuk kepentingan militer, termasuk pesawat yang dituduh mengangkut militan untuk merencanakan serangan terhadap Israel.

Houthi mengklaim telah meluncurkan rudal balistik hipersonik yang berhasil menghentikan sementara lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion. Akibat serangan ini, sirene peringatan roket berbunyi di berbagai kota di Israel tengah, termasuk Tel Aviv, Yerusalem, dan sekitarnya, memaksa lebih dari satu juta warga mencari perlindungan.

Dampak pada Penerbangan

Serangan Houthi ini menyebabkan penghentian sementara penerbangan di Bandara Ben Gurion, termasuk pendaratan dan keberangkatan. Laporan menyebutkan bahwa sejumlah penerbangan internasional, termasuk yang dioperasikan oleh maskapai asing, tertunda. Meskipun tidak ada konfirmasi resmi bahwa pesawat AS secara spesifik dicegah mendarat, gangguan ini memengaruhi operasi penerbangan secara keseluruhan, yang kemungkinan mencakup penerbangan dari atau menuju AS. Penghentian ini menambah daftar gangguan penerbangan sebelumnya akibat serangan Houthi, termasuk insiden pada 4 Mei 2025, ketika rudal Houthi mendarat di dekat bandara, menyebabkan pembatalan penerbangan oleh beberapa maskapai global.

Pernyataan dan Reaksi

Juru bicara militer Houthi, Yehya Saree, mengkonfirmasi serangan tersebut, menyatakan bahwa rudal balistik ditujukan untuk mengganggu operasi di Bandara Ben Gurion sebagai bagian dari strategi mereka untuk mendukung Gaza. Houthi juga menyatakan bahwa serangan mereka terhadap Israel akan berlanjut selama konflik di Gaza berlangsung, meskipun mereka telah menyetujui gencatan senjata dengan AS yang tidak mencakup Israel.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan bahwa serangan udara Israel ke Sanaa bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur teroris Houthi, termasuk pesawat yang diduga digunakan untuk mengangkut militan. Israel juga menyatakan akan terus melancarkan serangan balasan terhadap Houthi, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa setiap ancaman terhadap Israel akan mendapat respons yang lebih keras.

Konteks Regional

Konflik antara Houthi dan Israel merupakan bagian dari ketegangan regional yang lebih luas, dengan Houthi yang didukung Iran menjadi salah satu proksi dalam jaringan milisi anti-Israel di Timur Tengah. Serangan Houthi ke Israel tidak hanya menargetkan infrastruktur sipil seperti Bandara Ben Gurion, tetapi juga kapal-kapal di Laut Merah yang dianggap terkait dengan Israel. Sementara itu, gencatan senjata antara Houthi dan AS, yang dimediasi oleh Oman, tidak menghentikan serangan Houthi terhadap Israel, menunjukkan bahwa kelompok ini memisahkan ancaman terhadap AS dan Israel.

Serangan ini juga menimbulkan kekhawatiran akan dampak kemanusiaan di Yaman, di mana Bandara Sanaa merupakan jalur penting untuk bantuan medis dan kemanusiaan bagi lebih dari 20 juta penduduk di wilayah yang dikuasai Houthi. Penghancuran infrastruktur bandara oleh Israel telah dikecam oleh Yemenia Airways dan pejabat Houthi, yang menyebutnya sebagai serangan terhadap fasilitas sipil.

Serangan Houthi ke Bandara Ben Gurion pada 30 Mei 2025 menunjukkan eskalasi lebih lanjut dalam konflik antara kelompok tersebut dan Israel. Dengan gangguan signifikan terhadap operasi penerbangan, termasuk kemungkinan mencegah pendaratan pesawat dari berbagai negara, termasuk AS, situasi ini menegaskan kompleksitas ketegangan regional yang melibatkan aktor seperti Iran dan proksinya. Sementara Israel bersumpah untuk terus menyerang infrastruktur Houthi, Houthi tetap bertekad untuk melanjutkan serangan mereka sebagai solidaritas dengan Gaza, memastikan bahwa ketegangan ini belum akan mereda dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *